MANAKAH YANG LEBIH BAIK: MANAJEMEN TOP-DOWN ATAU BOTTOM-UP

Ada dua pendekatan untuk organisasi manajemen yang efektif: top-down dan bottom-up. Manajemen top-down adalah pendekatan yang umum diterapkan dan arahannya ditetapkan oleh kepemimpinan dan disampaikan kepada tim dalam suatu organisasi. Sementara Manajemen bottom-up adalah sebaliknya: arahannya sebagian besar disuarakan dan ditetapkan oleh para karyawan dan disalurkan ke Manajemen tingkat atas.

Apakah Itu Manajemen Top-Down?

Pendekatan ini diterapkan ketika sasaran, proyek, dan tugas ditentukan oleh pemimpin dalam organisasi Anda dan dikomunikasikan kepada setiap tim di organisasi tersebut.

  • Kelebihan: diterapkan karena pada umumnya sebagian besar organisasi merasa familiar dengan sistem ini sehingga penerapannya sangatlah mudah. Begitu pula dengan para pemimpin yang sudah memahami visi dan misi perusahaan tersebut sehingga mereka dengan mudah dapat menetapkan sasaran, proyek, dan tugas yang selaras dengan visi dan misi perusahaan tersebut.
  • Kekurangan: para karyawan mungkin merasa tidak familiar dengan visi dan misi bisnis Anda karena mereka tidak terlibat dalam menyelaraskan sasaran bisnis tersebut. Ketidakakraban ini memengaruhi retensi karyawan: 71% milenial yang memahami misi perusahaan mereka akan bertahan bekerja setidaknya setahun.

 

Apakah Itu Manajemen Bottom-Up?

Manajemen ini diterapkan ketika sasaran, proyek, dan tugas sebagian besar diinformasikan dari respon  para karyawan dan dikomunikasikan kepada setiap tim manajemen. Para karyawan ini diharapkan untuk terlibat dalam penetapan sasaran, contohnya memberikan umpan balik dan diberikan suatu peran dalam mengambil keputusan.

  • Kelebihan: karyawan yang merasa didengar pendapatnya akan termotivasi untuk menjalankan pekerjaan mereka dengan kemampuan terbaik. Pendekatan ini juga membuat karyawan mampu menetapkan sasaran yang selaras dengan kelebihan mereka. Dengan begitu, karyawan dapat mencapai tujuan mereka dengan mudah.
  • Kekurangan: para karyawan sering kali tidak memiliki wawasan yang memadai terkait misi dan visi sebuah bisnis. Kurangnya pemahaman ini menyebabkan ketidakmampuan mereka dalam mengidentifikasi dan menetapkan sasarannya agar selaras dengan misi dan visi perusahaan. Selain itu, para karyawan mungkin tidak memiliki dukungan sumber daya yang mereka butuhkan untuk mengemudikan pendekatan ini dengan baik. Jadi, pendekatan manajemen ini tidak sesiap manajemen top-down untuk diterapkan dalam sebuah perusahaan.

 

Pendekatan Manajemen Manakah yang Cocok untuk Perusahaan Anda?

Saat Anda menentukan mana yang cocok, tanyakan pada diri Anda:

  1. Apakah karyawan merasa terhubung dengan misi dan visi perusahaan?
  2. Apakah kepemimpinan di perusahaan berkomunikasi dengan jelas dan terbuka dengan masing-masing tim?
  3. Seberapa besar rasa kepemilikan karyawan atas pekerjaan mereka?
  4. Apakah budaya perusahaan mengutamakan umpan balik dari setiap karyawan?

Di sisi lain, organisasi Anda bisa saja menerapkan kedua pendekatan manajemen ini secara bersamaan. Penerapannya berupa penetapan sasaran yang dapat ditentukan oleh pimpinan dengan menerima beberapa umpan balik dari karyawannya. Ketika pendekatan-pendekatan manajemen ini telah ditentukan dan dikomunikasikan dengan tim, karyawan dapat menentukan sasaran pribadi mereka dengan pimpinannya melalui pendekatan bottom-up. Secara keseluruhan, penerapan top-down dan bottom-up secara bersamaan memastikan bahwa Anda menerima manfaat dari kedua pendekatan manajemen tersebut.

 

Reference:
Top-Down or Bottom-Up Management: Which is Best? – Everwise Blog. (2019, March 19). Retrieved from https://www.geteverwise.com/leadership/top-bottom-management-best-business/

Recommended Posts