WOMENPRENEUR

Beberapa tahun terakhir, jumlah entrepreneur perempuan atau womenpreneur di Indonesia terus meningkat. Laporan Mastercard Index of Women Entrepreneurs 2018 menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-30 dunia, naik 2 tingkat dari tahun 2017.  Angka ini menggambarkan terbukanya peluang perempuan untuk berkarir di dunia bisnis. Nyatanya, menjadi womenpreneur juga memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi.

Meskipun banyak tantangan untuk menjadi womenpreneur, bukan berarti mereka tidak bisa melaluinya. Buktinya, sederet nama wanita Indonesia telah membuktikan kesuksesannya di dunia bisnis. Sebut saja Dian Pelangi yang sukses mengembangkan brand fashion muslimnya hingga go international, Catherine Hindra Sutjahyo yang sukses mendirikan “Zalora”, Cynthia Tenggara yang menyalurkan hobi memasaknya menjadi bisnis online catering “Berrykitchen”, dan Helga Angelina Tjahjadi yang sukses mengembangkan bisnis junk food sehat lewat “Burgreens”.

Mengapa menjadi seorang womenpreneur memiliki tantangan tersendiri?

  1. Anggapan sosial

    Dunia bisnis yang keras melahirkan anggapan sosial yang mengatakan bahwa dunia wirausaha hanya cocok untuk kaum pria. Kaum wanita dirasa terlalu lemah untuk bisa bertahan, apalagi bersaing dengan pria. Padahal, wanita pun memiliki keunggulan yang jarang dimiliki pria dalam berbisnis, misalnya dalam pengambilan keputusan, wanita cenderung tidak terburu-buru menentukan pilihannya. Begitu juga dalam menjalin relasi bisnis, wanita lebih pandai untuk mendapat perhatian orang lain ketika bersosialisasi. Selain itu, kemampuan multitasking dan perhatian terhadap detail pun lebih dimiliki oleh wanita.

  1. Womenpreneur adalah minoritas

    Dunia bisnis lebih banyak didominasi oleh laki-laki. Sebagai womenpreneur, perlu perjuangan tersendiri untuk mendapatkan penghargaan. Alison Gutterman, CEO Jelmar menyatakan,Sebagai perempuan di industri yang didominasi laki-laki, untuk mendapatkan rasa hormat adalah suatu perjuangan. Untuk mengatasinya, saya harus belajar membangun kepercayaan diri untuk menepis komentar negatif yang ada.”

  1. Keseimbangan peran di bisnis dan keluarga

    Dilema semacam ini sering terjadi ketika anggapan sosial mengharuskan wanita hanya memiliki dua peran yaitu menjadi istri dan ibu. Namun Michelle Garrett, pemilik Garrett Public Relations mengatakan bahwa budaya kerja telah bergeser hingga memungkinkan perempuan lebih fleksibel dalam bekerja, tetapi bekerja untuk diri sendiri akan memberikan lebih banyak kebebasan daripada bekerja untuk orang lain.

Berikut beberapa cara untuk menjadi womenpreneur yang sukses:

  1. Bangun jaringan profesional

    Ini adalah satu hal penting yang sangat perlu dilakukan oleh seorang womenpreneur untuk membuka peluang bisnis. Jaringan profesional dapat dibangun melalui keikutsertaan pada komunitas womenpreneur. Pada komunitas tersebut, para womenpreneur bisa saling sharing pengalaman dan mendapatkan wawasan dari womenpreneur lainnya.

  1. Manajemen waktu

    Untuk mencapai keberhasilan dalam segala hal, kemampuan mengelola manajemen waktu menjadi kunci utama. Sebagai seorang womenpreneur yang memiliki peran ganda, tentu kita akan dihadapkan pada persoalan-persoalan yang harus segera diselesaikan dalam tenggat waktu dan dengan sumber daya yang terbatas. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan, ada baiknya kita berlatih dalam mengelola waktu dengan baik.

  1. We can’t do it all

    Sebagai womenpreneur, kita perlu menyadari bahwa kita tidak dapat melakukan segala sesuatu sendiri. Kita membutuhkan dukungan dari orang terdekat seperti orang tua, teman, maupun suami dan anak bagi womenpreneur yang sudah berkeluarga karena sharing ide maupun pekerjaan rumah dapat meringankan beban sehingga bisnis dapat tetap berjalan dengan baik tanpa melalaikan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu.

  1. Melakukan perencanaan bisnis, riset, dan eksekusi

    Sebelum memulai bisnis, kita wajib melakukan perencanaan dan riset agar tidak salah langkah. Cari informasi mengenai bisnis tersebut, respons pasar, legalitas, serta menyusun strategi bisnis disertai target pencapaian yang ingin dicapai, lalu mulai mengeksekusinya.

“Women, like men, should try to do the impossible. And when they fail, their failure should be a challenge to others.” -Amelia Earhart

 

Referensi:
https://blog.kredivo.com/5-tantangan-jadi-pengusaha-wanita/
https://www.digination.id/read/013094/ini-5-tantangan-yang-harus-dihadapi-womenpreneur
https://cicidesri.com/tips-menjadi-womenpreneur-sukses/
https://anisamamazam.com/tips-menjadi-womenpreneur-sukses/
https://komunitas.bukalapak.com/s/4itear/yuk_simak_6_tips_untuk_menjadi_womenpreneur_sukses

Recommended Posts