Apa yang terjadi di tahun 2020?
Pada tahun 2020, generasi Y atau millennials akan mengisi 50% porsi tenaga kerja di dunia. (Karjalainen, 2016). Gen Y adalah generasi yang sering mendapatkan doktrin bahwa mereka dapat melakukan apa saja sambil melihat rekan sebaya seperti Mark Zuckerberg drop out dari Harvard untuk memulai bisnis jutaan dollar. Mereka tidak ingin diidentifikasikan dengan satu perusahaan atau satu karir saja. Pemahaman terhadap karir juga bukan lagi sebuah garis lurus, namun menjadi sebuah sistem bercabang dimana mereka bisa merubah arah sewaktu-waktu dalam mencapai tujuan.
Kebutuhan generasi Y adalah fleksibilitas dan work-life-balance. Generasi Y menjalani pekerjaan sehari-hari untuk mendapatkan lebih banyak kebebasan, bukan mempersempit hidup ke dalam tahapan karir yang spesifik. Pengembangan skill lebih bernilai daripada konsep benefit. (Himelstein, 2015). Secara umum, generasi Y memiliki harapan adanya variasi tantangan dan kesempatan untuk berkembang. Mereka ingin mempertajam tujuan karir sehingga membutuhkan feedback rutin dan pengakuan terhadap proses yang sudah mereka jalani.
Apa yang harus dilakukan?
Menurut Drake-Cortes (2016) strategi talent management yang efektif untuk generasi Y adalah:
Dalam menghadapi tren dunia kerja 2020, perlu disadari pentingnya menerapkan strategi talent management terhadap generasi millennials dengan tepat. Salah satu cara terbaik untuk berkomunikasi dengan mereka adalah dengan membantu mereka mengidentifikasikan tujuan pribadi, sehingga dapat mengetahui apa yang dapat memotivasi mereka dalam mengeluarkan kemampuan terbaiknya