Bila dilihat dari generasi X dan generasi sebelumnya, fenomena yang kerap terjadi adalah tenaga kerja generasi milenial lebih mudah berpindah pekerjaan. Pada survei terbaru yang dilakukan oleh Deloitte pada 30 negara maju dan berkembang, 38% tenaga kerja generasi milenial berencana pindah perusahaan dalam 2 tahun mendatang. Bahkan, tidak jarang pula mereka benar-benar berpindah industri. Kecilnya retensi tenaga kerja generasi milenial membuat perusahaan harus mengeluarkan banyak biaya untuk perputaran karyawan setiap tahunnya. Lalu apa sebenarnya yang diharapkan oleh tenaga kerja generasi milenial di tempat kerja?
Pada TedX, Keevin O’Rourke, CEO Monday Creatives sekaligus mewakili generasinya, memaparkan bahwa ada dua hal utama yang dituntut oleh generasi milenial di tempat kerja; otonomi dan arti.
Otonomi
Otonomi yang dimaksud, dijabarkan lebih jelas oleh Daniel Pink dalam bukunya Drive: The Surprising Truth About What Motivates Us, dibagi menjadi 4 bagian sederhana:
Arti
Dibanding generasi sebelum mereka, generasi milenial lebih tidak mengejar reward yang berupa upah. Dibanding dengan upah material, mereka lebih suka mengerjakan sesuatu yang memberikan kepuasan dan kebahagiaan bagi mereka. Hal ini juga termasuk alasan mengapa ada tren ‘I decided to follow my passion’ pada generasi ini. Tingkat kebutuhan mereka sudah mencapai level dimana mereka membutuhkan aktualisasi diri dalam pekerjaan. Bukannya tidak mencari kestabilan finansial, namun diatas segalanya mereka lebih willing untuk berkorban demi sesuatu yang benar-benar mereka sukai dibanding sebuah obligasi.
Dapat disimpulkan, bahwa generasi milenial memang adalah generasi yang cenderung lebih sulit diatur dibanding generasi sebelumnya. Mereka menuntut agar tidak dikekang, diberi suara dan perhatian, juga diberi kesempatan. Mereka menuntut bargaining power yang belum siap diberikan kebanyakan perusahaan yang cenderung masih terikat pesona cara kerja tradisional. Namun di era baru memasuki 2020, perusahaan harus menerima perubahan masif ini. Pasalnya, diperkirakan di tahun 2020, generasi milenial sudah mendominasi 50% operasi seluruh perusahaan di dunia. Perusahaan yang masih terikat cara-cara konvensional dapat dipastikan tidak mampu bertahan, dan perusahaan yang mampu beradaptasi dengan tuntutan generasi dan menggunakan powernya untuk maju akan menang di kompetisi pasar.