LIMA LANGKAH MENGATASI HIRING BIAS

Secara sadar maupun tidak, keputusan dalam proses rekrutmen dipengaruhi oleh penilaian subjektif atau biasa dikenal dengan hiring bias. Hiring bias adalah kesalahan sistematis dalam berpikir yang mempengaruhi cara manajer rekrutmen mengambil keputusan dan memberi penilaian terhadap kandidat. Bias yang tidak disadari dapat mempersempit kesempatan kandidat potensial dan menurunkan tingkat keberagaman dan diversitas yang menjadi daya tarik para kandidat di zaman sekarang.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Evi Kurniasari (2012) menyatakan 77,27% kepribadian dominan memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif yang tinggi. Robbin (2010) dalam surveinya juga mengatakan hampir setengah esekutif yang disurvei menggunakan intuisi daripada analisis formal untuk menjalankan perusahaannya. Oleh karena itu, tidak mudah untuk mengendalikan bias implisit. Anda mungkin berpikir argumen logis yang mendorong seseorang dalam mengambil keputusan, tetapi kenyataannya aktivitas secara tidak sadar yang terjadi di dalam otaklah yang mempengaruhi penilaian dan keputusan akhir.

Meski demikian, tentu ada langkah-langkah untuk mengantisiapsinya:

  1. Lakukan Wawancara Telepon Terlebih Dahulu.

Hiring bias berkurang secara signifikan dengan menghindari dampak visual dari kesan pertama. Saat melakukan wawancara telepon, cari tahu alasan kandidat berganti pekerjaan. Tanyakan mengenai proyek dan kolaborasi tim yang pernah dilakukannya, lalu apakah proyek tersebut berkembang dan berhasil atau tidak. Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut menghasilkan kesan positif, Anda tidak perlu ragu akan pengaruh kesan pertama saat mengundang kandidat untuk diwawancarai secara langsung atau tatap muka.

  1. Rencanakan Wawancara yang Terstruktur.

Berpeganglah pada serangkaian pertanyaan spesifik untuk setiap kandidat dan jangan memberikan pertanyaan yang menyimpang. Tujuannya untuk mengurangi subjektivitas dan memungkinkan kandidat dapat dinilai dengan baik berdasarkan jawaban spesifik yang mereka berikan.

  1. Gunakan Logika Terbalik.

Gunakan logika terbalik untuk mengurangi bias kesan pertama kandidat. Saat memiliki kesan yang positif terhadap kandidat, posisikan diri Anda pada sikap defensif. Tanyakan lebih agresif seputar hal-hal yang menarik minat Anda. Sebaliknya, ketika Anda memilki kesan yang tidak baik terhadap kandidat, cobalah untuk bersikap terbuka. Tanyakan dengan lebih ramah atas hal-hal yang menjadi fokus Anda.

  1. Fokus pada Keterampilan Kerja Sama Tim.

Utamakan fokus pada keterampilan tim daripada keterampilan individu untuk meminimalkan dampak hiring bias. Lakukan tinjauan riwayat pekerjaan dan ajukan pertanyaan terkait kerja sama pada kandidat. Pertanyaan tersebut akan mengungkapkan banyak hal tentang keterampilan kandidat dengan sendirinya. Berikut ini contohnya:

  • Siapa saja yang ada di tim dan peran apa yang mereka mainkan masing-masing?
  • Apa kontribusi terbesar Anda untuk tim? Bagaimana Anda diakui secara formal untuk ini?
  1. Refleksikan Kesan Pertama di Akhir Wawancara.

Kesan pertama belum tentu sama dengan kesan akhir. Kesan pertama terhadap kandidat dibangun dalam waktu 30 detik awal pertemuan hingga 10 menit pertama. Dalam kurun waktu ini, Anda memberikan penilaian subjektif terhadap sikap, etos kerja, dan semangat kandidat. Di akhir sesi wawancara, refleksikan kembali kesan pertama tersebut. Tanyakan pada diri Anda secara objektif, apakah sikap, etos kerja, dan semangat kandidat akan memberi dampak positif atau negatif bagi perusahaan.

Melakukan wawancara telepon dan mengajukan pertanyaan yang sama kepada semua kandidat akan membantu meningkatkan objektivitas dan mengurangi kesalahan perekrutan. Begitu juga dengan menilai keterampilan tim terlebih dahulu, Anda dapat mengetahui kinerja kandidat. Dengan demikian, perusahaan akan memperoleh karyawan yang tepat dan setiap kandidat juga memperoleh kesempatan yang sama untuk bekerja di perusahaan tersebut.

Referensi:

 

Recommended Posts